Penulis : ADHIE M MASSARDI
DI BALIK lelaki yang sukses, terdapat perempuan yang hebat. Kalimat ini semula dianggap pepatahan belaka. Tujuannya konon untuk menyenangkan hati kaum perempuan. Tapi belakangan, di masyarakat tumbuh gerakan yang ingin merealisasikan pepatah ini. Di beberapa tempat, gerakan ini terbukti berhasil.
Masyarakat di kabupaten Kendal, Jawa Tengah, misalnya, sukses mempertontonkan kehebatan istri bupati mereka, Hendy Boedoro. Hasilnya, Widya Kandi Susanti, sang istri, Oktober tahun lalu dilantik jadi bupati, menggantikan suaminya yang masuk bui karena korupsi.
Tiga bulan sebelumnya, Sri Suryawidati, istri Idham Samawi, bupati Bantul dua periode, berhasil membuktikan kehebatannya dengan memenangi pilkada di kabupaten di kawasan DI Jogjakarta itu. “Suami saya, Pak Idham, akan menjadi staf ahli luar biasa yang secara gratis,” katanya usai pelantikannya sebagai bupati.
Sekarang, istri menggantikan posisi suami sebagai kepala pemerintahan sudah bukan hal yang aneh lagi. Makanya, ketika Anna Sopanah, istri mantan Bupati Kabupaten Indramayu Irianto Saffihudin resmi dilantik menjadi Bupati periode 2010-2015, tidak banyak yang heran.
Model demokrasi di negeri kita memang memberi peluang besar untuk menampilkan perempuan hebat yang tadinya berada di belakang lelaki yang sukses.
Tapi siapa perempuan paling hebat di negeri ini? Sudah pasti Ani Yudhoyono, istri Jenderal TNI (Pur) Susilo Bambang Yudhoyono, lelaki Indonesia pertama yang secara gilang gemilang menumbangkan rival-rival politiknya dalam dua kali pemilihan presiden RI (2004-2009 dan 2009-2014).
Ani Yudhoyono memang belum resmi “dinobatkan” sebagai “the real” perempuan paling hebat di Indonesia. Karena jaringan dalam kekuatan Istana masih harus bergerilya untuk menobatkan Bu Ani sebagai Presiden RI, menggantikan suaminya kelak, 2014. Sehingga sejarah politik nasional akan menyatat: Setelah SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Indonesia dipimpin oleh ASBY (Ani SBY).
Melihat Bu Ani sekarang ini sudah memiliki kekuatan di semua lini yang diperlukan untuk memenangi pilpres (uang, jaringan kekuasaan, popularitas, partai, dan suami Presiden yang jago nyanyi), apalagi pasangannya Hatta Radjasa yang berambut putih, maka segalanya akan menjadi sangat mudah.
Kalau sudah begini, rakyat Indonesia jadi punya kebanggaan. Karena akan menjadi sama prestasinya dengan Argentina, yang punya presiden perempuan Cristina Elisabet Fernández de Kirchner, bekas Ibu Negara. Karena suaminya, Nestor Carlos Kirchner, sebelumnya adalah presiden Argentina dua periode.
Keberhasilan Nestor Carlos Kirchner mengangkat harkat, martabat dan perekonomian Argentina memang membuat bangsa gila bola itu menjadi kecanduan Kirchner. Makanya, mereka meminta keikhlasan Tuan Kirchner untuk melepas Nyonya Kirchner di medan laga pemilihan presiden, mengingat konstitusi hanya membolehkan seorang presiden duduk di kursinya selama dua periode saja.
Akankah rakyat Indonesia kecanduan Yudhoyono, dan meminta keikhlasan Tuan Yudhoyono untuk melepas Nyonya Yudhoyono untuk berkompetisi di ajang pilpres 2014?
Saya yakin, presiden kita yang satu ini sangat menyintai rakyatnya, dan mau memenuhi permintaan rakyatnya, meskipun yang diminta (untuk dijadikan presiden) adalah istrinya sendiri.
Sehingga kelak, dari Istana Negara, kita masih akan terus dan terus mendengar suara merdu lelaki tua, mengalunkan lagu cinta yang mendayu-dayu.
Ho ho ho ho ho ho ho ho
Ho ho ho ho ho ho ho ho
Ho ho ho ho ho ho ho ho
Impian jadi kenyataan…
(Mentari Bersinar, karya Yudhoyono)
Panggung untuk RI Satu SetengahTempointeraktif.com - Selusur KUNCI jawaban itu tercantum pada halaman 479. "Jika SBY sudah tidak jadi presiden," demikian Ani Yudhoyono dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit, "maka kedudukan terhormat buatku adalah tetap menjadi Nyonya SBY, bukan menjadi presiden." Halaman itu pula jawaban Kristina Herrawati-nama lengkap Ani-atas permohonan wawancara Tempo soal pencalonannya menjadi presiden pada 2014, yang diajukan Selasa pekan lalu. Menurut D.J. Nachrowi, Kepala Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan, Ani menyampaikan disposisi tertulis kepadanya. Kata Ani, soal pertanyaan itu, "Jawabannya ada pada halaman 479 buku saya." Pada halaman itu, Ani merujuk pada "pertanyaan mengejutkan dari seorang siswi yang berkunjung ke Istana Negara bersama ratusan siswa dari sekolahnya". Katanya, "Ibu Ani, apakah Ibu nanti akan menggantikan SBY jadi presiden? Seperti Hillary Clinton?" Pertanyaan itu sebenarnya diajukan oleh Airina, siswi Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara, Magelang, yang punya sejarah dekat dengan Akademi Militer. Pada 28 Desember 2009, ia datang ke Istana bersama 68-bukan ratusan-rekan. Ia bertanya, "Apakah Ibu akan mencalonkan diri sebagai presiden setelah Pak SBY?" Ani menjawab cepat, "Kenapa Ananda punya pemikiran seperti itu dan bertanya seperti itu?" Bukannya menjawab, Airina mengajukan pertanyaan baru. "Apakah Ibu mau meniru Hillary Clinton?" Ketika itu, Hillary bersaing dengan Barack Obama dalam konvensi Partai Demokrat di Amerika Serikat. Ani lalu menyatakan, "Rasa-rasanya tidak terpikir di pikiran Ibu untuk menggantikan Pak SBY." Setahun setelah dialog di Istana Negara itu, pencalonan perempuan 58 tahun itu mulai dilontarkan. Adalah Ruhut Sitompul, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat, yang melempar pernyataan buat "mengetes air". Katanya, ada tiga tokoh yang mungkin dicalonkan partainya pada 2014: Ani, Pramono Edhie Wibowo, dan Anas Urbaningrum. Pramono, adik Ani, kini menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Adapun Anas adalah Ketua Umum Partai Demokrat. Tak perlu waktu lama buat menanti reaksi politikus lain. Amien Rais, pendiri Partai Amanat Nasional, menyorongkan Hatta Rajasa, ketua umum partai itu, untuk calon wakil presiden pendamping Ani. Taufiq Kiemas, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, tak mau ketinggalan. Ia mengajukan putrinya, Puan Maharani. Seorang politikus Partai Demokrat mengatakan Ruhut sempat ditegur karena pernyataan itu. Sebab, Yudhoyono selalu meminta fungsionaris partai tidak membahas pencalonan presiden pada saat ini. Namun Ruhut mengatakan tidak pernah ditegur. Ia menganggap tidak ada yang salah dengan pernyataan soal calon presiden 2014. "Partai lain boleh, kenapa kami tidak?" Ruhut hanya pendukung Ani yang tampil ke permukaan. Di bawah permukaan, sejumlah pendukung mulai berhitung dan bergerak. Seorang tokoh senior militer berkalkulasi, pada 2014 akan maju pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. "Saya yakin," katanya, "banyak orang akan memilih Ibu Ani daripada dua tokoh itu." Dengan kalkulasi itu, jalan buat Ani disiapkan. Panggung untuk RI Satu Setengah (2)Tempointeraktif.com - Selusur PANGGUNG itu digelar Juli tahun lalu di Grand Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Selain ada Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, hadir semua menteri dan staf khusus. Begitu juga sejumlah pejabat pemerintahan dan petinggi Partai Demokrat. Nyonya Mufida Kalla, istri mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pun tak absen. Malam itu buku biografi Ani, Kepak Sayap Putri Prajurit, diluncurkan. Buku setebal 550 halaman dalam sembilan bab itu ditulis Alberthiene Endah, penulis biografi artis. Isinya menguraikan perjalanan hidup Ani dari masa kecil, saat mendampingi Yudhoyono, hingga kisah membesarkan dua putranya, Agus Harimurti dan Edhie Baskoro. Peluncuran disiapkan matang, termasuk pemilihan waktunya. Penyusunan buku itu sebenarnya sudah beres pada November 2009. Awalnya, buku hendak diluncurkan pada awal 2010. Tapi rencana diundurkan karena pada saat itu perhatian publik tersedot oleh isu penyelamatan Bank Century. Acara peluncuran dijadwalkan kembali pada 21 April, bertepatan dengan Hari Kartini. Kali ini kasus mafia hukum yang berpangkal dari penanganan perkara Gayus Halomoan Tambunan meledak. Jadwal pun dimundurkan. Akhirnya, perayaan hari pernikahan Ani dengan Yudhoyono pada 31 Juli dijadikan momentum buat peluncuran. Buku dicetak luks, dengan ukuran besar, dibubuhi tanda tangan Ani dibagikan kepada semua undangan. Selang satu bulan setelah peluncuran buku biografi, buku kedua terbit. Bertepatan dengan acara Pesta Tenun 2010 di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, buku berjudul Tenun: Handwoven Textile of Indonesia karya Ani Yudhoyono diluncurkan. Penerbitan dua buku dalam waktu hampir berdekatan, menurut sumber Tempo, merupakan upaya menyediakan panggung buat Ani Yudhoyono agar semakin dikenal publik. Khususnya, buku biografi yang sebagian besar isinya menjabarkan sosok Ani sebagai putri seorang jenderal tentara yang punya nama baik. "Itu bagian untuk menonjolkan sosok Ani selain sebagai istri Presiden," ujarnya. Panggung lainnya didirikan melalui acara sosial. Ani Yudhoyono tiba tepat pukul 11.00 WIB di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, pekan pertama November lalu. Didampingi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, ia menemui pengungsi letusan Gunung Merapi di stadion olahraga itu. Ani membawa dua unit mobil pintar sumbangan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Pada siang terik dengan udara berdebu, ia membaur dengan puluhan anak pengungsi. "Nanti kalian bisa membaca buku-buku, melihat tayangan video dan Internet biar tidak bosan," ujarnya, menjelaskan fasilitas mobil pintar itu. Bak seorang pengajar taman kanak-kanak, Ani dengan riang membacakan cerita tentang Kweeky dan Chicky untuk para bocah yang duduk di lantai beralas tikar. "Kweeky adalah seekor anak bebek dan Chicky anak ayam," katanya. Datang sendiri mengunjungi satu daerah sejatinya jarang dilakoni Ani Yudhoyono. Selama ini dia lebih banyak bersama Presiden ketika melakukan kunjungan dinas. Baru belakangan aktivitasnya sebagai pembina organisasi istri-istri menteri Kabinet Indonesia Bersatu membuat dia kerap melakukan lawatan sendiri. Ani juga meresmikan sejumlah bantuan atas nama Solidaritas Istri Kabinet buat masyarakat pesisir di Desa Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, pada awal Desember. Bantuan antara lain berupa mobil sehat, 5.000 bibit tanaman produktif, juga sejumlah tas sekolah untuk pelajar di desa itu. Pada acara yang sama, beberapa instansi pemerintah juga memberikan bantuan. Kementerian Lingkungan Hidup menyalurkan alat pemilah sampah. Kementerian Pekerjaan Umum memberikan dana pembangunan jalan, instalasi air, dan sanitasi Rp 2,3 miliar. Lalu Kementerian Kehutanan memberikan bibit berbagai jenis tanaman. Adapun Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan ribuan benih ikan bandeng dan nila. Bank Rakyat Indonesia tak mau ketinggalan, mengalirkan Kredit Usaha Rakyat hingga Rp 49,9 miliar. Sebatang pohon ketapang ditanam Ani pada acara puncak Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara 2010. Sebagai Ketua Gerakan Nasional Tanam Pohon, gambar Ani dipajang di situ, juga di banyak tempat di sejumlah kota besar Indonesia. Panggung untuk RI Satu Setengah (3) |