Beberapa hari ini masyarakat resah terkait dengan implementasi pendidikan gratis. Mereka merasa dibohongi oleh iklan pemerintah SBY yang menyatakan bahwa mulai tahun 2009 ini pendidikan sekolah digratiskan. Menteri Pendidikan Nasional, Prof. DR. Bambang Sudibyo, menanggapinya dengan berkelit seraya mengatakan bahwa pengertian “Gratis” adalah menurut versi pemerintah, bukan menurut versi masyarakat. Menurut versi pemerintah, gratis hanya untuk biaya sekolah yang didanai oleh BOS, bukan seluruh biaya sekolah sebagaimana versi gratis masyarakat.
Tapi memang iklan ini “menjual” untuk rakyat menjelang Pemilu Presiden 2009. Bahkan dapat mengalahkan janji Calon Wakil Presiden lain, Prabowo Subianto, yang akan menyelenggarakan pendidikan “tidak dipungut biaya” bukan hanya sekedar gratis.
Iklan pendidikan gratis yang getol ditayangkan sejak menjelang pemilu legislatife 2009 ini mendapat reaksi kekecewaan masayarakat pada saat mereka mulai mendaftarkan anaknya ke sekolah. Kekecewaan ini terlebih setelah mereka memilih kembali SBY sebagai presiden periode 5 tahun mendatang karena janji-janji SBY selama kampanye.
Politisi Sukabumi, Endud Badrudin, menilai iklan pendidikan gratis yang selama ini “dijejelin” merupakan bentuk pembodohan kepada rakyat. Karena jelas-jelas tidak sesuai dengan kenyataan. Apalagi selama ini dalam iklan tersebut tidak ditayangkan informasi mengenai “ketentuan dan syarat” bahwa yang gratis itu hanya yang di-cover dana BOS.
Politisi Sukabumi ini juga teringat iklan lain yang serupa tapi “agak mendingan”. Yaitu materi spanduk PKS (Partai Keadilan Sejahtera) pada pemilu legislatife 2009 lalu. Ada 2 materi iklan yang disampaikankan : Pendidikan Gratis dan juga Buku Pelajaran Gratis. dalam spanduk iklan Buku Pelajaran Gratis terdapat tanda “*” yang kemudian ditulis dibawahnya (dengan hurup kecil), yang menyatakan bahwa buku pelajaran gratis itu hanya untuk pelajaran yang di-ujian nasional-kan.
Walaupun agak mendingan daripada materi iklan pendidikan gratis, tetap saja iklan buku pelajaran gratis ini juga sama-sama membodohi rakyat. Karena pada kenyataannya, buku pelajaran yang di-UN-kan juga tetap “dikomersialkan” dengan bentuk lain, seperti disediakan melalui online yang tetap harus mengeluarkan biaya yang hamper sama dengan membeli buku baru.
Komunikasi pemerintah yang menggunakan gaya iklan komersial ini perlu dikaji ulang. Sangat naïf dilakukan oleh seorang menteri pendidikan yang bergelar Profesor Doktor. Apakah karena dia merasa lebih pintar dari rakyat sampai berkelit dengan mengatakan gratis itu menurut versi pemerintah, bukan gratis versi masyarakat ?
Program Prabowo Subianto : Pendidikan Tidak Dipungut Biaya
Sejak diamanatkan sebagai Calon Wakil Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo sudah melakukan kontrak politik dengan rakyat untuk menyelnggarakan pendidikan tidak dipungut biaya bila beliau dipilih oleh rakyat. Pendidikan yang tidak dipungut biaya ini akan dilaksanakan untuk seluruh tingkatan SD dan SMP dan untuk sekolah SMA negeri dan setingkat.
Selama ini banyak yang menentang ide pendidikan tidak dipungut biaya ini. Politisi Sukabumi, Endud badrudin, pernah bertukarpikiran dengan Yunani Soma Winata, Ketua Komite Sekolah SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Menurutnya, tidak mungkin alias mustahil pendidikan sekolah itu dapat digratiskan sama sekali kepada masyarakat. Karena banyak sekali pembiayaan sekolah yang harus didanai apalagi ingin agar sekolah itu memiliki kualitas pendidikan yang tinggi. Katanya, dana BOS itu hanya bisa menanggulangi biaya sekolah sekitar 5-10% saja dari pembiayaan pendidikan di sekolah. Apalagi untuk membangun fasilitas sekolahpun pemerintah hanya menanggung 20-30% saja dan sisanya menjadi beban sekolah yang pada akhirnya menjadi beban orangtua siswa.
Jadi intinya, untuk membebaskan biaya pendidikan itu dari mana dananya ??
Prabowo Subianto selalu mengatakan bahwa untuk membawa rakyat Indonesia menuju kemakmuran adalah dengan menyelamatkan ratusan triliun kekayaan Indonesia yang tiap tahun menguap keluar negeri serta menegosiasikan kembali pengembalian utang Negara ratusan triliun yang harus dibayar setiap tahunnya.
Kalo itu bisa diselamatkan dan masuk menjadi bagian APBN tentunya kita cukup dana untuk membiayai program Pendidikan Tanpa Dipungut Biaya tersebut.
Link terkait :
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newscatvideo/sosbud/86524/14/7/2009/ICW:-Iklan-Pendidikan-Gratis-Menyesatkan
http://www.detiknews.com/read/2009/07/01/172022/1157395/727/iklan-pendidikan-gratis-bohongi-rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar