Halaman

Solusi Permanen Atasi Israel

Sudah hampir 2 minggu Israel membantai warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Dan hampir 1.000 orang warga Palestina meninggal syahid dan puluhan ribu lainnya terluka. Akankah ini berakhir ? atau akan terus berulang.
Berikut pandangan saya mengenai solusi untuk mengakhiri keganasan Israel.

Politik Zionisme Israel
Negara Israel didirikan berdasarkan suatu keinginan dan pandangan politik dari pendiri dan sekaligus bapak Zionisme, Theodore Herzl, yang ditulis dalam buku hariannya tertanggal 12 Juni 1895. Pada waktu itu ia baru merumuskan gagasan tentang Zionisme, "Kami harus mencoba mengeluarkan kaum tidak berduit (baca: Palestina) dari perbatasan dengan cara menyediakan pekerjaan di negara-negara tetangga, dan bersamaan dengan itu, mencegah mereka memperoleh lapangan kerja di negeri kami. Kedua proses, baik penghapusan kepemilikan dan pemindahan kaum miskin itu, harus dikerjakan dengan kehati-hatian dan kewaspadaan". (lebih jelasnya baca buku Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia Karya Letjend (purn) ZA Maulani)

Pandangan dan gagasan itu sedemikian rupa dipelihara dan dijalankan selama 60 tahun ini. Secara sistematis kaum yahudi israel melakukan segenap cara untuk mengusir penduduk Palestina agar teritori kekausaan politik negara mereka semakin meluas. Pantas bila dikatakan Israel adalah "agresor".

Pemboman yang membabi-buta saat ini dilakukan Israel untuk menghancurkan secara bertahap namun pasti seluruh gedung-gedung milik warga Palestina. Dan kemudian setelah mereka puas membombardir, mereka akan "pura-pura" menyerah kepada tekanan internasional untuk berdamai. Disaat masa damai itulah, Israel mulai mencaplok kepemilikan lahan-lahan bekas pemboman mereka untuk menjadi milik kaum yahudi.

Proses ini akan terus-menerus mereka lakukan, dengan berbagai dalih dan alasan yang mereka rekayasa. Dan pembunuhan warga Palestina yang tak bersalahpun akan selalu terjadi berulang-ulang di kemudian hari sampai seluruh tanah Palestina dikuasai oleh kaum yahudi zionis israel.

Kita Harus Bagaimana ?
Bukan maksud saya tidak empati dengan penderitaan rakyat Palestina yang terbunuh, kalo saya kurang setuju dengan aktifitas solidaritas rakyat Indonesia melalui demo yang marak akhir-akhir ini. Apalagi kalo dengan embel-embel kepantingan pribadi dan golongan. (Tidak etis dan tak bermoral apa yang dilakukan PKS dengan demo pakai atribut partai, diatas penderitaan warga Palestina!)

Saya pikir, tidak cukup hanya berdemo. Toh kebrutalan Israel nanti akan berulang lagi. Seperti dulu juga pernah Palestian dibombardir Israel seperti sekarang, dan melakukan demo tapi Israel mengulanginya lagi. Butuh sebuah Solusi yang lebih permanen dan sistemik.

Opsi yang saya tawarkan adalah, pertama, perubahan visi dan politik kebijakan politik kita mengenai konplik Israel dan palestina dan Kedua, Action politik kita sebagai pengejawantahan visi politik baru itu.

Visi dan Kebijakan Politik Atasi Konflik Israel-Palestina
Sebagaimana saya sampaikan dimuka, maka persepsi kita harus menempatkan permasalahan konflik Israel-Palestina ini dalam konteks adanya niatan penguasaan (baca: pencaplokan) wilayah Palestina oleh kaum yahudi israel yang dilakukan dengan politik kekerasan milter dan ekonomi. Sehingga apabila kita memilik persepsi itu, maka posisi politik masalah tersebut adalah harus ditempatkan dalam kondisi seluruh wilayah Palestina dianggap sebagai "Zona Perang".

Karenanya bisa dipahami apabila kita sering melihat, bagaimana keadaan pemuda-pemuda Palestina sudah begitu terbiasa dengan kondisi perang dan militerisme israel. Bahkan keberanian mereka menghadapi tentara israel hanya dengan bermodalkan batu dan ketapel sangatlah menakjubkan kita semua. Bisa jadi bagi warga Palestina disana, memakamkan rekan atau anak mereka yang syahid terbunuh adalah merupakan kebanggaan.

Bagaimana dengan pandangan kita ? Kita harus menyadari bahwa memang itulah realitas yang ada. Politik perdamaian memang menjadi harapan dan keinginan kita semua. Akan tetapi bila cara damai tidak menyelesaikan masalah maka pilihan perang haruslah diterima dengan lapang dada. Al Quran mensitir hal itu "bisa jadi perang adalah sesuatu yang kamu tidak sukai, tapi Allah menyukai dan menganggap itu hal terbaik yang harus dilakukan".

Kebijakan politik perang yang saya yakini dapat berupa bantuan perang secara langsung, seperti yang dilakukan oleh Hizbullah dari Libanon saat ini, ataupun secara tidak langsung (tapi intinya perang, bukan cara damai).

PERANG TIDAK LANGSUNG
Apabila Anda tidak atau kurang sepakat membantu perang secara langsung, maka setidaknya kita semua harus melakukan Perang Tidak Langsung. Yang saya maksud perang tidak langsung adalah perang yang dilakukan untuk melumpuhkan musuh agar musuh tersebut tidak mampu untuk berperang lagi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa perang memerlukan resources yang cukup. Apabila "bekal" untuk perang sudah menipis tentunya tidak akan berani melanjutkan peperangan. Resources yang paling utama yang dimiliki oleh Israel sehingga berani semena-mena saat ini adalah karena yahudi israel memiliki dana penyokong perang yang besar dan tidak ada habis-habisnya.

Darimanakah yahudi Israel memiliki dana perang yang tidak terbatas itu ? Selama ini kita tidak memahami, bahwa sesungguhnya kita secara tidak sadar dan tak langsung berkontribusi untuk penyediaan dana perang israel ini. Yaitu melalui Pasar Modal (Bursa saham) yang mereka bangun hampir diseluruh kawasan dunia.

Dalam buku "Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia" karangan ZA Maulani secara gamblang menjelaskan bagaimana peranan bankir yahudi menguasai keuangan dunia melalui permainan sulap pasar modalnya. Masih segar diingatan kita, bagaimana SOROS membombardir seluruh negara termasuk Indonesia sebagai test case cengkraman yahudi terhadap keuangan dunia.

Yang perlu kita lakukan saat ini adalah mengerahkan seluruh waktu dan pikiran kita untuk menggantikan sistem pasar modal bursa saham ini dengan produk berdasarkan syariah Islam. Perubahan sistem ekonomi serta boikot total atas institusi bursa saham dan beralih ke instrumen syariah adalah satu-satunya cara menghilangkan dominasi yahudi israel, dan sekaligus juga menghentikan supply dana untuk membiayai perang menindas Palestina.

Gerakan politik menggantikan sistem ekonomi pasar modal (bursa saham) adalah lebih bermampaat dari sekedar demo menyatakan simpati saja.
Wallahu 'alam bis showab.

1 komentar: