Halaman

SBY Takut Depak Golkar, Tetap Bersama dalam Koalisi

Politisi Sukabumi : Dari dulu juga SBY pengecut kok... engga aneh!!
Radar Sukabumi -- Istana benar-benar memperhitung kekuatan Golkar. SBY takut mendepak partai berlambang beringin itu. Keputusan bahwa Golkar tetap menjadi gerbong koalisi disepakati dalam pertemuan SBY dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Wisma Negara, kompleks Istana Presiden, kemarin (8/3).
"Ya, (tetap) bersama koalisi," kata Aburizal Bakrie kepada wartawan sebelum meninggalkan kompleks Istana Presiden. Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, datang ke istana sekitar pukul 16.00 dengan menumpang mobil Lexus hitam nomor polisi B 1907 A.
Dalam pertemuan yang berlangsung secara tertutup selama satu jam itu, menurut Ical, dicapai kesepakatan untuk memperbaiki hubungan dalam koalisi. "Tetap seperti semula di mana kesepakatan itu telah dibuat," kata Ical yang juga ketua harian Setgab itu.
"Nanti secara bersama-sama kita benahi, kita cari objektifnya untuk sesuatu tujuan yang lebih baik untuk kesejahteraan rakyat. Itu yang kita bicarakan," imbuh mantan Menko Kesra itu.
Menurut Ical, dalam pertemuan tersebut, SBY tidak ada permintaan apa-apa. Salah satu yang dibicarakan adalah permasalahan-permasalahan yang muncul bisa diselesaikan sehingga tidak menghambat kemajuan. Apalagi, pemerintahan SBY-Boediono tinggal 3,5 tahun.
"Efektifnya tiga tahun dalam pemerintahan. Kita sepakat bahwa tiga tahun ini harus dimanfaatkan secara maksimal," urainya. Ical mengungkapkan, SBY juga menerima sikap Partai Golkar dalam kasus hak angket Bank Century dan usul hak angkat mafia pajak. "Sudah, beliau memahami. Beliau mengetahui dasarnya apa," katanya.
Partai Golkar, lanjut Ical, juga akan tetap bersikap kritis di parlemen. Ical mengatakan, perjanjian yang baru nanti mengatur batasan-batasannya. Misalnya, koridor kesejahteraan rakyat bertambah, demokrasi, dan antikorupsi. "Selama masih berada dalam koridor itu, manuver dari partai-partai tentu berbeda dan itu dibolehkan," tutur Ical.
Terkait isu reshuffle, menurut Ical, pertemuannya dengan SBY tidak menyinggung masalah tersebut. Begitu juga halnya dengan rumor adanya penambahan jatah kursi menteri untuk partai berlambang pohon beringin itu. "Sama sekali tidak bicara soal kabinet," tegasnya.
Menurut Ical, sesuai dengan rapat DPD Golkar, menyerahkan kepada ketua umum untuk menentukan sikap, tetap dalam koalisi atau di luar koalisi. "Karena itulah, tadi saya gembira bahwa terdapat suatu kesepakatan, yaitu menggunakan Setgab bukan untuk melanggengkan kekuasaan, tapi justru untuk dapat berbuat lebih cepat, lebih baik bagi bangsa dan negara," papar Ical.
Secara terpisah, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, komunikasi antara SBY dan Ical sama dengan pertemuan dengan pimpinan-pimpinan parpol yang dilakukan sebelumnya. Yakni, dengan Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN. Intinya menyangkut keikutsertaan dalam koalisi.
Bagaimana PKS? Julian mengatakan, hingga kini memang belum dilakukan komunikasi politik antara SBY dan pimpinan PKS. "Saya belum bisa memastikan, tapi akan dilakukan juga sebagaimana komunikasi politik dengan parpol-parpol yang telah dilaksanakan oleh Bapak Presiden," tutur Julian.
Terkait adanya permintaan dari anggota koalisi agar kesepakatan yang ada diperbarui, Julian mengatakan mungkin saja dilakukan. Namun, itu kembali kepada keputusan akhir yang disepakati presiden dengan pimpinan parpol. "Tapi, sekarang format partai koalisi dan seperti apa persisnya belum bisa saya informasikan. Belum diketahui," kilah Julian.
Menurut dia, presiden juga menjalin komunikasi politik dengan pimpinan parpol-parpol yang lain. Termasuk parpol di luar koalisi, seperti Gerindra dan PDIP. "Dalam minggu-minggu ini, presiden fokuskan untuk melihat dan mempertimbangkan koalisi baru pemerintah ke depan," terangnya.
Julian menyatakan belum mengetahui tentang reshuffle yang akan dilakukan presiden. Namun, kata dia, jika ada parpol yang baru bergabung dalam koalisi, parpol itu akan mendapat jatah kursi menteri. "Kalau ada parpol yang nanti diundang dan bergabung sebagai partai koalisi pemerintah, hampir pasti ada wakil atau utusan mereka yang hadir di kabinet pada saat reshuffle nanti," kata Julian. (fal/pri/c4/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar