Dibandingkan Desy Ratnnasari dan Syahrini
Sukabumi – Munculnya figur dari kalangan artis meramaikan bursa calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi jelang Pemilukada 2013 mengundang beragam tanggapan dari warga dan pengamat politik. Secara popularitas artis seperti Inggrid Kansil atau yang terbaru Desy Ratnasari dan Syahrini memang tinggi di masyarakat. Namun dari sejumlah nama itu, tidak sepenuhnya disepakati warga laik memimpin Kota Sukabumi.
Sejumlah warga yang diminta tanggapannya mengenai kemunculan sejumlah artis ini memberikan komentar bereagam. Misalnya, warga Jalan Sukakarya Kampung Babakan Kelurahan Sukakarya, Rahman Al-Faris (28) mengaku pesimis soal kemampuan kepemimpinan kaum selebritis itu. Soalnya, selama ini mereka dikenal bukan karena kemampuan berpolitik atau birokrasi melainkan karena bakat seni yang kemudian meramaikan dunia entertain.
“Kalau kenal, iya. Saya kenal mereka. Apalagi Desy, dia kan asli Sukabumi. Tapi saya kenal Desy sebagai seorang artis. Makanya kalau sekarang mau terjun ke dunia politik saya belum yakin dia mampu jadi pemimpin,” jelas Rahman.
Tanggapan berbeda justru datang dari warga Gang Merak Kelurahan/Kecamatan Gunung Puyuh, Yunisa Aulia (20). Secara popularitas, Yunisa mengaku kenal betul dengan Desy, Inggrid apalagi Syahrini. Mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Kota Sukabumi ini bahkan sangat berharap salah satu dari artis ini benar-benar mencalonkan diri pada pemilukada mendatang. “Kalau ada artis yang mau, saya pilih artis itu. Apalagi Desy, Dia kan cerdas, pasti bisa jadi pemimpin,” ujarnya.
Sementara dari kalangan pengamat yang diminta tanggapannya, Sakti Alamsyah juga menyambut baik semakin banyaknya figur yang muncul meramaikan bursa calon walikota dan wakil walikota. Namun soal keterpilihannya kelak pada pemilukada dikembalikan kepada masyarakat. “Apalagi kalau artis itu putra daerah (kelahiran Sukabumi, red), mungkin bakal banyak dipilih warga,” terang Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) ini.
Namun demikian, Sakti berharap figur calon pemimpin termasuk dari kalangan artis ini tidak hanya mengandalkan popularitas dan emosional sesaat saja untuk maju pada pemilukada, tapi harus paham betul permasalahan di Kota Sukabumi. “Untuk melanjutkan pembangunan sekarang tidak bisa dilakukan sembarang orang, harus punya kompetensi yang mumpuni,” katanya.
Dalam hal ini, Sakti masih berpihak ke kalangan birokrat sebagai figur yang cocok untuk memimpin Kota Sukabumi ke depan. Menurutnya, meski kepala daerah itu jabatan politis, tapi dalam pelaksanaan tugas tetap lebih banyak berhubungan dengan birokrat. “Makanya saya cenderung ke birokrat,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait manuver politik yang dilakukan PKS dengan mendekati kalangan artis dalam hal ini Desy Ratnasari, pihak DPD Golkar Kota Sukabumi mengklaim juga melakukan hal serupa. Tapi artis yang tengah dijajal digandeng Golkar bukan Desy, melainkan Ingrid Kansil.
Ketua DPD Golkar Kota Sukabumi, Andri Hamami menilai Inggrid lebih realistis ketimbang Desy dan Syahrini. Alasannya, dengan adanya rumah aspirasi di Kota Sukabumi serta sejumlah kontribusi yang sudah diberikan anggota DPR RI dari Partai Demokrat itu bagi Kota Sukabumi. “Inggrid sedikit banyak sudah membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Tapi kalau soal komunikasi dengan Inggrid ini akan kami (Golkar, red) bicarakan lagi setelah pulang melaksanakan ibadah haji,” terang Andri, kemarin, (2/11).
Meski demikian, Andri yang mengisyaratkan akan maju sebagai calon F1 ini mengaku Golkar tetap membuka diri kepada siapa saja (termasuk dari kalangan artis) yang ingin bekerja sama dengan Golkar pada pemilukada mendatang, dengan catatan masuk dalam kriteria yang sudah ditetapkan partai berlambang Pohon Beringin itu. “Kalau ada keinginan dari mereka (kalangan artis), kita terbuka asal realistis. Menjadi kepala daerah itu bukan cerita sinetron, tapi realita yang harus dibuktikan dengan kerja nyata. ,” ujar Andri beranalogi.
Ditambahkan Andri, menghadapi Pemilukada 2013 mendatang, Ia berharap partai-partai politik tidak hanya mengincar kemenangan tapi mampu memunculkan pemimpin yang dapat membawa perubahan bagi Kota Sukabumi.
“Kepala daerah sekarang bukan ajang prestise atau mencari fasilitas, tapi dalam konteks ibadah dengan perngorbanan yang besar,” pungkasnya.(rp10/dyl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar