[Politisi Sukabumi] : Kebanyak politis kita khan manja...
JAKARTA (JPNN)- Anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Achmad Mubarok menilai, yang takut dengan Parliamentary Threshold (PT) dinaikkan berarti yang bersangkutan bukan seorang politisi. Alasannya, karakter politisi adalah harus kreatif karena kekuatan politik tidak bertumpu pada mayoritas atau minoritas, tetapi dengan kecerdasan.
"Sekarang ada Parliamentary Threshold lima persen. Semua partai berteriak. PBB mengatakan ini pembunuhan terhadap partai Islam. Jadi merasa mau dibunuh dengan PT, padahal namanya politisi itu gak bisa dibunuh. Politisi itu harus kreatif. Kalau dia merasa dibunuh, ya itu namanya bukan politisi," kata Ahmad Mubarok ketika berbicara pada refleksi akhir tahun di Auditorium Al-Mustafa Kampus The Islamic College, Jakarta, Jumat (24/12).
Menurut Mubarok yang juga guru besar UIN Jakarta, kekuatan politik bukan terdapat pada minoritas maupun mayoritas. Kata dia, banyak jalan bagi partai-partai lain ketika PT akan ditingkatkan. "Kekuatan politik itu bukan pada mayoritas dan minoritas, tetapi perlu kecerdasan dalam situasi, karena banyak jalan," ujarnya.
Mubarok mencontohkan dengan orang Kristen di Indonesia yang minoritas. "Apakah dia merasa tergantung dengan salah satu partai Kristen, enggak. PDS kalau mau dibubarin, bubarin deh. Gak pusing karena tidak bergantung dengan partainya, justru mereka bisa masuk ke Golkar, Demokrat, PDIP, sekarang PKS pun bisa menerima orang Kristen. Dimanapun mereka bisa eksis," ujarnya. (awa/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar