Halaman

Partai Agama Makin Marak di Asia Tenggara

[Politisi Online] : Salahsatu kesadaran bahwa negara tidak dapat dipisahkan dari negara.
YOGYAKARTA, (PRLM).- Partai agama semakin diminati oleh para politisi sebagai kendaraan untuk menggalang suara dalam pemilihan umum. Ideologisasi agama dalam ranah politik ini berkembang pesat selama 15 tahun terakhir.
Direktur Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Yogyakarta Dr. Siti Syamsiyatun menyatakan Malaysia, Phiilipina, Thailand menunjukkan gairah agama masuk ke ranah politik. Itu menunjukkan agama masih terus berpengaruh signifikan dalam masyarakat.

Dia mencontohkan pengaruh agama dalam ranah ekonomi di Indonesia dengan maraknya rumah zakat dan perbankan syariah, Malaysia membuka diri terhadap partai Islam pascarezim Mahathir Muhammad. Demikian halnya Philipina, pemerintah setempat mengizinkan partai berafiliasi agama Kristen, Tthailand disemarakkan partai berafiliasi Budha.
Pakar sosiologi agama University of California, Los Angeles (UCLA) Dr. Bernard Ademirisakota menambahkan, agama makin berpengaruh signifikan di teengah masyarakat makin modern di Asia Tenggara.
Dia menegaskan perkembangan tersebut meneguhkan tesis-teis tentang pengaruh agama terhadap kehidupan masyarakat dan bangsa "Agama mampu merubah cara hidup masyarakat, sebaliknya masyarakat pun bisa mengubah cara pandang orang lain terhadap agama," ujar dia, Rabu (5/1) sebagaimana disampaikan dalam pernyataan ICRS Yogyakarta.
Pernyataan masalah agama dan pengaruh dalam masyarakat berkaitan dengan pembukaan pertemuan 100 pakar dari berbagai negara antara lain dari Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Belanda, Amerika dan Australia. Mereka bertemu dalam “International Conference and Research on the Resurgence of Religions in Southeast Asia, 1997-2011” pada 5-8 Januari. Konferensi telah dibuka oleh Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D.
Sudjarwadi menyatakan para pakar hendaknya bisa konstribusi untuk menemukan solusi terhadap berbagai isu global termasul konflik kegamanaan.
Acara ini kerjasama antara ICRS Yogyakarta, Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM, Prince Alwaleed Bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding (ACMCU) of Georgetown University dan Institute on Culture, Religion and World Affairs (ICRWA) of Boston University. (A-84/das)***'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar