[Politisi Sukabumi] : Partai Kecil Seharusnya berbenah diri, bukan ribut melulu...
SUKABUMI (Radar Sukabumi)--Musyawarah cabang (Muscab) DPC Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kota Sukabumi yang dihelat di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kota Sukabumi, Minggu (1/8) lalu, tidak menghasilkan pimpinan partai yang baru atau berakhir deadlock. Itu setelah sejumlah pengurus DPC dan PAC Hanura keluar dari arena muscab atau melakukan aksi walkout lantaran menilai ada intervensi DPD Hanura Jawa Barat (Jabar).
Muscab yang diagendakan hanya sehari itu, tidak dilanjutkan lagi kemarin. Namun pihak DPC yang tidak menerima intervensi DPD itu mengaku sudah mengirim surat sebagai bentuk protes ke DPD dan DPP Hanura. Awalnya muscab yang agenda utamanya adalah pemilihan Ketua DPC Hanura Kota Sukabumi Periode 2010-2015 itu berjalan lancar. Ada dua kader yang menjadi bakal calon, yaitu Hendrawan Amirullah dan Tina Okinawati. Belakangan Tina mengundurkan diri, sementara Hendrawan sendiri sejak awal muscab sudah mendapat dukungan dari pengurus DPC dan PAC Hanura se-Kota Sukabumi. Hendrawan pun nampaknya bakal terpilih secara aklamasi menggantikan Ketua Umum DPC periode 2005-2010, Nandi Abdullah Dadi. Namun di tengah jalan pimpinan muscab yang dipegang pengurus dari DPD Hanura Jabar, Dodi Fram Sutanto mengambil keputusan untuk melakukan verifikasi terhadap berkas bakal calon. Verifikasi itu dilakukan Dodi bersama empat pengurus DPD dan seorang pimpinan muscab lainnya dari unsur DPC Hanura Kota Sukabumi. Hasilnya, Hendrawan digugurkan dengan alasan tidak mencantumkan fotokopi KTP dalam berkas pencalonannya. Meski dalam aturan persyaratan bakal calon tidak tercantum persyaratan harus melampirkan KTP, hanya kartu anggota partai. Hal ini sontak membuat peserta rapat yang hampir semuanya mendukung Hendrawan melakukan aksi protes. Suasana memanas bahkan pengurus DPD Hanura Jabar nyaris jadi sasaran pelampiasan emosi massa. Sebagian pengurus DPC Hanura Kota Sukabumi berusaha menenangkan simpatisan, termasuk Nandi sendiri turun tangan. Meski emosi massa berhasil direda, namun keputusan pimpinan muscab itu tidak diterima simpatisan dan pengurus DPC Hanura. Mereka pun meninggalkan arena muscab dan suksesi itu bubar dengan sendirinya tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Usai muscab, Nandi mengatakan kekecewaan pengurus DPC dan PAC Hanura Kota Sukabumi lantaran sejumlah manuver politik yang dimainkan pengurus DPD Hanura Jabar tidak sesuai dengan turan partai. Misalnya, soal verifikasi di mana sesuai tata tertib muscab, verifikasi balon ketua dilakukan oileh pimpinan muscab, bukan oleh pengurus DPD. "Selain itu, soal KTP. Dalam aturan juga tidak ada disebutkan harus mencantumkan KTP. Ini jelas-jelas tidak diatur tapi kenapa justru diberlakukan dalam muscab ini," kritik Nandi. Pimpinan muscab ini sendiri terdiri dari seorang pengurus DPD Hanura Jabar, yaitu Dodi Fram Sutanto. Dua pengurus DPC Hanura Kota Sukabumi, yaitu Yamin Prawira dan Dedi Zaenal Abidin, serta dua pengurus PAC yaitu Yudi Boy dan Dani Ramdani. Senada dengan itu disampaikan pengurus selah seorang pengurus PAC Hanura, Dani Ramdani yang menyatakan seharusnya, Hendrawan terpilih secara aklamasi. Namun intervensi yang dilakukan pihak DPD Hanura Jabar membuat Hendrawan gugur. "Padahal tujuh PAC se Kota SUkabumi sudah meyatakan dukungan terhadap Hendrawan," kata Dani. Sementara itu, pengurus DPC Hanura Kota Sukabumi lainnya, Dedi Zaena Abidin mengatakan sebagai bentuk protes selanjutnya, DPC Hanura Kota Sukabumi telah mengajukan surat ke DPD Hanura Jabar dan DPP Hanura. "Mengenai kelanjutan suksesi ini, tergantung sikap pengurus DPD dan DPP. Yang jelas kami tidak terima cara verifikasi yang dilakukan oleh pengurus DPD," tandasnya.(dyl)
SUKABUMI (Radar Sukabumi)--Musyawarah cabang (Muscab) DPC Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kota Sukabumi yang dihelat di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kota Sukabumi, Minggu (1/8) lalu, tidak menghasilkan pimpinan partai yang baru atau berakhir deadlock. Itu setelah sejumlah pengurus DPC dan PAC Hanura keluar dari arena muscab atau melakukan aksi walkout lantaran menilai ada intervensi DPD Hanura Jawa Barat (Jabar).
Muscab yang diagendakan hanya sehari itu, tidak dilanjutkan lagi kemarin. Namun pihak DPC yang tidak menerima intervensi DPD itu mengaku sudah mengirim surat sebagai bentuk protes ke DPD dan DPP Hanura. Awalnya muscab yang agenda utamanya adalah pemilihan Ketua DPC Hanura Kota Sukabumi Periode 2010-2015 itu berjalan lancar. Ada dua kader yang menjadi bakal calon, yaitu Hendrawan Amirullah dan Tina Okinawati. Belakangan Tina mengundurkan diri, sementara Hendrawan sendiri sejak awal muscab sudah mendapat dukungan dari pengurus DPC dan PAC Hanura se-Kota Sukabumi. Hendrawan pun nampaknya bakal terpilih secara aklamasi menggantikan Ketua Umum DPC periode 2005-2010, Nandi Abdullah Dadi. Namun di tengah jalan pimpinan muscab yang dipegang pengurus dari DPD Hanura Jabar, Dodi Fram Sutanto mengambil keputusan untuk melakukan verifikasi terhadap berkas bakal calon. Verifikasi itu dilakukan Dodi bersama empat pengurus DPD dan seorang pimpinan muscab lainnya dari unsur DPC Hanura Kota Sukabumi. Hasilnya, Hendrawan digugurkan dengan alasan tidak mencantumkan fotokopi KTP dalam berkas pencalonannya. Meski dalam aturan persyaratan bakal calon tidak tercantum persyaratan harus melampirkan KTP, hanya kartu anggota partai. Hal ini sontak membuat peserta rapat yang hampir semuanya mendukung Hendrawan melakukan aksi protes. Suasana memanas bahkan pengurus DPD Hanura Jabar nyaris jadi sasaran pelampiasan emosi massa. Sebagian pengurus DPC Hanura Kota Sukabumi berusaha menenangkan simpatisan, termasuk Nandi sendiri turun tangan. Meski emosi massa berhasil direda, namun keputusan pimpinan muscab itu tidak diterima simpatisan dan pengurus DPC Hanura. Mereka pun meninggalkan arena muscab dan suksesi itu bubar dengan sendirinya tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Usai muscab, Nandi mengatakan kekecewaan pengurus DPC dan PAC Hanura Kota Sukabumi lantaran sejumlah manuver politik yang dimainkan pengurus DPD Hanura Jabar tidak sesuai dengan turan partai. Misalnya, soal verifikasi di mana sesuai tata tertib muscab, verifikasi balon ketua dilakukan oileh pimpinan muscab, bukan oleh pengurus DPD. "Selain itu, soal KTP. Dalam aturan juga tidak ada disebutkan harus mencantumkan KTP. Ini jelas-jelas tidak diatur tapi kenapa justru diberlakukan dalam muscab ini," kritik Nandi. Pimpinan muscab ini sendiri terdiri dari seorang pengurus DPD Hanura Jabar, yaitu Dodi Fram Sutanto. Dua pengurus DPC Hanura Kota Sukabumi, yaitu Yamin Prawira dan Dedi Zaenal Abidin, serta dua pengurus PAC yaitu Yudi Boy dan Dani Ramdani. Senada dengan itu disampaikan pengurus selah seorang pengurus PAC Hanura, Dani Ramdani yang menyatakan seharusnya, Hendrawan terpilih secara aklamasi. Namun intervensi yang dilakukan pihak DPD Hanura Jabar membuat Hendrawan gugur. "Padahal tujuh PAC se Kota SUkabumi sudah meyatakan dukungan terhadap Hendrawan," kata Dani. Sementara itu, pengurus DPC Hanura Kota Sukabumi lainnya, Dedi Zaena Abidin mengatakan sebagai bentuk protes selanjutnya, DPC Hanura Kota Sukabumi telah mengajukan surat ke DPD Hanura Jabar dan DPP Hanura. "Mengenai kelanjutan suksesi ini, tergantung sikap pengurus DPD dan DPP. Yang jelas kami tidak terima cara verifikasi yang dilakukan oleh pengurus DPD," tandasnya.(dyl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar