[Politisi Sukabumi] : Politik dinasti boleh saja, tapi tidak etis. Hentikan wacana capres. Sekarang saatnya mengaktualisasikan kepentingan konstituen (rakyat) yang dijanjikan pada saat pemilu 2009.
(Radar Sukabumi) Jakarta - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Golkar, Hajriyanto Y Thohari mengatakan pencalonan Ani Yudhoyono untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini bakal terganjal omongan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Yang akan menjadi ganjalan dari pencalonan Ani Yudhoyono dalam Pilpres 2014 itu, terkait omongan Presiden SBY," kata Hajriyanto, di gedung Nusantara III, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (4/1). Saat acara resmi peringatan Hari Konstitusi yang digelar Agustus 2010 di MPR, Presiden SBY, menyatakan, tidak akan maju lagi sebagai presiden pada Pilpres 2014. "Termasuk tidak akan mengizinkan dari keluarganya untuk maju dalam pilpres mendatang. Sikap itu diambil SBY karena tidak ingin membangun dinasti dalam pemerintahan," ungkap Hajriyanto.
Sungguhpun demikian, menurut Hajriyanto, dari sisi konstitusi, pencalonan Ani Yudhono sebagai Capres 2014 tidak tabu dan tidak menyalahi konstitusi, karena di dalam konstitusi tidak ada larangan bagi keluarga presiden untuk maju dalam pilpres. "Pencalonan Ibu Ani tidak melanggar konstitusi. Tidak ada UU di negeri kita yang melarang hal itu. Itu konsekuensi dari Indonesia yang menganut asas demokrasi yang tidak lagi mengenal istilah dinasti dalam sistem pemerintahan. Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk dipilih dan memilih," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Marzuki Alie menganggap wacana untuk mengusung Ani Yudhoyono sebagai Capres hanya pernyataan pribadi Ruhut Sitompul. Menurut Marzuki, tidak pernah ada keputusan internal di PD yang mengusung Ani Yudhoyono sebagai capres. "Wacana itu keluar dari pribadi Ruhut Sitompul. Tanyakan saja ke Ruhut. Dari sisi Demokrat belum pernah ada menyinggung soal capres di pemilu 2014 mendatang. Apalagi menyebut nama. Masih terlalu dini memikirkan capres. Karena itu, biarlah wacana itu jadi urusan Ruhut Sitompul saja" tegas Marzuki Alie, di DPR, Senayan Jakarta.
Megawati Dipastikan Tak Ikut Pilpres Lagi Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan (PDI-P), Taufiq Kiemas, memastikan bahwa Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak akan ikut dalam Pilpres 2014 mendatang. Menurut Taufiq, istrinya dipastikan tidak ikut lagi karena faktor usia.
"Kemungkinannya, Ibu Mega tidak akan ikut Pilpres 2014. Selain alasan usia yang tidak memungkinkan, faktor regenerasi kepemimpinan nasional juga menjadi pertimbangan mendasar bagi PDI-P untuk tidak mengusung Ketua Umumnya jadi presiden," kata Taufiq Kiemas usai menerima Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya di ruang kerja Ketua MPR RI, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (4/1). Dijelaskan Taufiq, pada pemilu 2014 usia Megawati sudah 67 tahun. Sementara bakal calon presiden mendatang akan dinominasi oleh anak-anak muda yang berusia sekitar 40 hingga 50 tahun. "Masak ibu Mega disuruh bertarung sama yang muda-muda. Iya kalau menang, kalau kalah tentu akan lebih mengecewakan," ujar Taufiq Kiemas.
Oleh karena itu, PDI-P dengan Partai Demokrat sama-sama punya kepentingan untuk membicarakan suksesi kepemimpinan nasional secara intensif. Alasannya, di partai itu pula terdapat kader-kader pemimpin bangsa berusia muda dan berkomitmen untuk mengurus negeri. "Di PDI-P dan Demokrat ada generasi muda. Potensi ini yang mau kita angkat secara bersama-sama," tegasnya. (jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar